Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah wa alhamdulillah, wa syukrulillah.
SEDAR atau tidak Ramadhan telahpun berlalu hampir separuh bulan. Bulan keberkatan bakal pergi. Tawaran serta ganjaran di bulan ini validatenya hampir tamat. Justeru sejauh mana kita mengambil kesempatan meraih ganjaran pahala 1000 bulan beribadah di bulan ini? Mari bersama kita muhasabah diri sementara tawaran terus dari Allah ini masih valid.
Semalam saya diberi kesempatan menonton sebuah filem Indonesia yang berjudul Kun Faya Kun. Diambil dari petikan ayat Quran di akhir surah Yaasin, mengajak penonton meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seorang hamba terhadap penciptanya ~ Allah s.w.t.
Kun Faya Kun ~ cuba baca petikan pengalaman seorang bapa setelah membawa anaknya menonton filem ini :-
"Saya membawa anak saya, Wirda, 6th, ikut nonton preview film Kun Fayakuun sebelum ditayangkan di bioskop-bioskop di tanah air. Wirda saya lihat seperti "tidak bereaksi". Dingin ekspresinya. Saya pikir ia tidak menikmati film ini. Padahal sungguh, film ini kami buat sebagai Family Movie.
Kalau anak saya tidak tergerak, berarti film ini tidak berhasil. Setelah selesai ramah tamah seusai nonton, kami pulang. Di mobil, di perjalanan pulang, tiba-tiba Wirda bicara: "Pah, nanti malam bangunin Kaka yaaa... Kaka mau tahajjud. Mau doain papah mamah...". Hampir saya tidak percaya ucapan anak saya. Alhamdulillah we did it! Film ini sudah mendorong anak saya untuk enteng shalat dan bangun malam. Juga tergerak untuk mendoakan kami, orang tuanya. Kekayaan apa lagi yang lebih mahal daripada doa anak." Subhanallah!!
Tidakkah Industri Filem Malaysia tercabar?
Tidakkah pengarah-pengarah filem kita tergerak hatinya untuk menerbitkan filem-filem yang mendorong masyarakat kembali kepada Allah? Acapkali filem yang dikeluarkan sekadar memenehui kehendak suka-suka sahaja dengan tidak memberi kesan. Tiada motif di dalamnya. Filem Duyung, Akhirat, Anak Mami dan terbaru Apa Kata Hati, sedikit pun tidak membawa masyakarat kembali kepada kehidupan yang harmoni melainkan gelak ketawa yang melalaikan.
Semalam saya diberi kesempatan menonton sebuah filem Indonesia yang berjudul Kun Faya Kun. Diambil dari petikan ayat Quran di akhir surah Yaasin, mengajak penonton meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seorang hamba terhadap penciptanya ~ Allah s.w.t.
Kun Faya Kun ~ cuba baca petikan pengalaman seorang bapa setelah membawa anaknya menonton filem ini :-"Saya membawa anak saya, Wirda, 6th, ikut nonton preview film Kun Fayakuun sebelum ditayangkan di bioskop-bioskop di tanah air. Wirda saya lihat seperti "tidak bereaksi". Dingin ekspresinya. Saya pikir ia tidak menikmati film ini. Padahal sungguh, film ini kami buat sebagai Family Movie.
Kalau anak saya tidak tergerak, berarti film ini tidak berhasil. Setelah selesai ramah tamah seusai nonton, kami pulang. Di mobil, di perjalanan pulang, tiba-tiba Wirda bicara: "Pah, nanti malam bangunin Kaka yaaa... Kaka mau tahajjud. Mau doain papah mamah...". Hampir saya tidak percaya ucapan anak saya. Alhamdulillah we did it! Film ini sudah mendorong anak saya untuk enteng shalat dan bangun malam. Juga tergerak untuk mendoakan kami, orang tuanya. Kekayaan apa lagi yang lebih mahal daripada doa anak." Subhanallah!!
Tidakkah Industri Filem Malaysia tercabar?
Tidakkah pengarah-pengarah filem kita tergerak hatinya untuk menerbitkan filem-filem yang mendorong masyarakat kembali kepada Allah? Acapkali filem yang dikeluarkan sekadar memenehui kehendak suka-suka sahaja dengan tidak memberi kesan. Tiada motif di dalamnya. Filem Duyung, Akhirat, Anak Mami dan terbaru Apa Kata Hati, sedikit pun tidak membawa masyakarat kembali kepada kehidupan yang harmoni melainkan gelak ketawa yang melalaikan.
MasyaAllah...saya amat rindukan kehidupan masyarakat yang harmoni. Masyarakat yang berTuhankan Allah. Bukan menjadikan artis-artis sebagai model kehidupan. Bilakah ini semua akan terjadi? Ayuh teman! Di bulan yang mulia ini, marilah kita gerakkan seluruh kekuatan demi melihat ISLAM tertegak di atas muka bumi. Bagi sesiapa yang belum menyaksikan Kun Faya Kun, saya syorkan anda mendapatkannya.
No comments:
Post a Comment