Sunday, March 30, 2008

Nilai Keberkatan Dalam Kehidupan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
(Q.S. Al-A'raaf : 96)

Mengapa ringgit yang banyak, rumah yang besar, isteri yang jelita atau suami yang tampan, ilmu yang luas tidak mengangkat darjat pemiliknya? Malah menghinakannya? Bukan kebahagiaan atau ketenangan yang diperoleh melainkan masalah demi masalah menghimpit. Apa sebabnya? Penyebabnya adalah kerana semua itu tidak berkat.

Kita tidak boleh cukup senang dengan memiliki sesuatu yang kita kehendaki. Tetapi yang harus lebih kita senangi adalah keberkatan atas segala yang kita miliki. Jadi bukan takut tidak memiliki sesuatu tetapi harus lebih takut sesuatu yang sudah dimiliki tidak membawa berkat dalam kehidupan.

Kita lihat, misalnya sebuah rumah tangga yang penuh dengan kekayaan tetapi tiada ketenangan. Anak-anak tidak lagi homat kepada orang tua, suami isteri hilang kasih sayang antara satu sama lainnya. Dan macam-macam lagi kepincangan institusi keluarga yang melanda hidup mewah yang tiada keberkatan daipada Allah.

Sewajarnya kita harus sangat bimbang dengan hidup yang tidak berkat, iaitu yang tidak bermanfaat bagi dunia juga tidak bermanfaat bagi akhirat.

Suatu kisah, Khalifah Umar bin Abdul Aziz -semoga Allah meredhainya-, ketika beliau sedang mengerjakan tugas negara malam hari di rumahnya, tiba-tiba anaknya mengetuk pintu kamar. Kemudian beliau membuka pintu dan lampu di kamar tersebut dimatikannya. Si anak lalu bertanya, "Kenapa lampu engkau matikan , ya Abi?" lalu beliau menjawab, "Kerana minyak pada lampu ini milik negara. Tidak layak kita membicarakan urusan keluarga dengan menggunakan harta negara", begitulah Umar, sangat hati-hatinya karena mengharapkan hidupnya mendapat redha dan berkat dari Allah swt.

Dari cerita yang dikisahkan di atas mengandung berbagai hikmah yang dapat kita teladani.
Apa guna hidup dikelilingi kemewahan, sedang berapa ramai umat Islam yang lainnya masih ada yang tidak berupaya mengisi perut sekali sahari pun...Apatah lagi jika kita adalah pemimpin masyarakat yang hanya mementingkan nasib sendiri tanpa memikirkan nasib umat lainnya.
Sama-sama kita mengejar keberkatan dalam hidup! Kerana nilainya amat tinggi di sisi Tuhan.

No comments: